Kementerian

Dirjen Aptika: Satu Data yang Akurat, Integrasi, dan Keamanan Tinggi

Jakarta, Kominfo – Penyediaan data digital membutuhkan infrastruktur. Karena, terkait cara pengambilan dan penyimpanannya harus dilakukan seperti apa. Data itu ada di Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (Dismed FMB’9) dengan tema “Satu Data: Solusi Kebijakan Tepat Sasaran” di Ruang Serba Guna, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Jakarta, Rabu (24/7/2019).

”Di SPBE itu kita berbasis infrastruktur, untuk itu kita perlu bangun palapa ring. Dari sabang sampai merauke. Bagaimana di daerah terpencil pun kita meluncurkan satelit. Sehingga di seluruh pelosok Indonesia sudah tercover internet,” jelas Semuel.

Menurut Dirjen Aptika, penyimpanan yang dilakukannya juga sedang merancang SPBE. Dalam bentuk layanan umum dan government, juga disediakan tempat. Ada empat yang disiapkan, berikutnya tinggal bagaimana memastikan hal itu.

“Pertanyaan berikutnya, keamanan datanya seperti apa? Data itu harus akurat dan integritas. Waktu penyimpanannya harus integritas. Nanti data itu akan memiliki tingkat keamanan yang baik. kita harus perhatikan,” ulas Semuel.

Kemenkominfo, Dirjen Aptika menegaskan, menyiapkan perpres data dengan tingkat keamanan yang tinggi. Tiap-tiap sektor pun harus memiliki kemanann siber sendiri. Ada delapan sektor. Sektor itu untuk membuat untuk mengidentifikasi apabila ada serangan, apabila ada software yang berbahaya.

“Untuk itulah, keamanan akan menjadi prioritas kita. Pemerintah yang berbasis elektronik, setiap pegawai pemerintah harus memiliki kepedulian akan pengamanan yang berlapis-lapis. Tidak bisa hanya pagarnya saja yang diamankan,” tegas Semuel.

Satu data ini, lanjut Dirjen Aptika, merupakan sesuatu yang harus dihadirkan. Data ini Perpresnya jelas. “Kita membawa satu data dengan refres data yang banyak tidak jelas. Dengan ada data ini pengelolaan dengan cepat, akurat dan pengambilan kebijakan dengan cepat. Kemampuan server yang tinggi,” ujarnya.

Kementerian Kominfo juga, menurut Semuel, sedang memikirkan apabila membangun era government ini, harus punya prokini server. Memerlukan sistem yang tinggi untuk satu data.

“Implementasi untuk e-goverment, yang menjadi PR itu apa? Nomer satu mindset. Mau tidak kita mengubah cara kerja kita. Bukan sistem, tapi ke mindset. Seperti smartcity. Kita tidak bisa berbasis mundur,” jelas Semuel.

Untuk itu, Dirjen Aptika menegaskan, kita harus bermindset. Kalau tranparasni harus terjadi lebih tinggi. Kedua melakukan pendidikan. “Kita juga melakukan. Tidak mungkin kita menggunakan satu data tanpa perangkat keamanan yang tinggi. Ini rangkaian menuju era baru pemerintahan, yakni sistem satu data,” pungkasnya.

Selain Dirjen Aptika Kementerian Kominfo Semuel, turut hadir sebagai narasumber dalam Dismed FMB’9 kali ini adalah Deputi bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Kementerian PPN/Bappenas Taufik Hanafi; Deputi bidang Metodologi dan Informasi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) M. Ari Nugraha; Deputi bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Badan Informasi Geospasial (BIG) Adi Rusmanto; dan Kepala Diskominfo Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Riena Retnaningrum.